Mengungkap Sejarah di Balik Kuliner Khas Malaysia

Serayu Sajadah, penulis buku "Jejak Rasa Nusantara", membagikan pandangannya tentang kuliner Malaysia. "Dapur Malaysia sangat beragam, refleksi dari penduduk multietnisnya," kata Sajadah. Dia menjelaskan, pengaruh budaya Melayu, Cina dan India menjadi ciri khas masakan Malaysia.

Sejarawan kuliner Rizal Razman menambahkan, penjajahan Portugis, Belanda, dan Inggris juga memberikan pengaruh signifikan. "Kolonisator membawa bahan dan teknik memasak mereka, berbaur dengan budaya lokal," jelas Razman. Contohnya, masakan Peranakan, gabungan budaya Melayu dan Cina, yang mencerminkan perpaduan unik tersebut.

Menelusuri Asal-Usul dan Perkembangan Kuliner Malaysia

Sebagai negara maritim, berbagai jenis seafood menjadi bahan utama dalam kuliner Malaysia. Nasi Lemak, misalnya, hidangan nasional yang terdiri dari nasi santan, ikan bilis, telur, kacang, dan sambal. "Asal-usul Nasi Lemak sulit ditelusuri, sebab sudah ada sejak zaman dahulu dan turun-temurun," ungkap Sajadah.

Rendang, hidangan daging berasal dari Minangkabau, Indonesia, juga sangat populer di Malaysia. "Orang Minang yang migrasi ke Malaysia membawa Rendang, dan kemudian adaptasi dengan selera lokal," tutur Razman. Satay, sate dalam bahasa Indonesia, juga menjadi makanan favorit, dengan variasi cara memasak dan bumbu yang berbeda-beda.

Perkembangan kuliner Malaysia tidak lepas dari peran jalur rempah. "Dapur Malaysia sangat kaya rempah, hasil dari perdagangan rempah antar kerajaan Nusantara," jelas Sajadah. Bak Kut Teh, hidangan berkuah dengan rempah-rempah dan daging babi, adalah contoh pengaruh rempah tersebut.

Kini, kuliner Malaysia semakin dikenal dan dicintai oleh dunia. Makanan seperti Laksa dan Char Kway Teow menjadi populer dan sering dijadikan menu di restoran-restoran internasional. Seperti kata Razman, "Kuliner adalah bagian dari identitas budaya suatu bangsa, dan Malaysia sangat beruntung memiliki keragaman kuliner yang luar biasa."